Prinsip - Prinsip Permakultur




Ilustrasi Mandala - Prinsip-prinsip Permakulur.  Sumber : wikipedia




Pengertian Prinsip (Permakultur)


Tulisan berjudul Prinsip-prinsip Permakultur ini dibuat untuk melengkapi tulisan sebelumnya yang memuat tentang Etika dalam Permakultur.  Jika Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar-salah, baik-buruk, dan tanggung jawab, lantas apakah yang dimaksud dengan prinsip ?  Menurut definisi Wikipedia.org, Prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok, sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.  Dikatakan lebih jauh bahwa sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu (Wikipedia Indonesia).



Prinsip permakultur merupakan panduan penting dalam melaksanakan permakultur.  Prinsip permakultur juga akan membantu memaksimumkan efiesiensi, produksi, perlindungan tanah, lahan, lingkungan, dan manusia secara berkelanjutan.  Prinsip permakultur mendukung kreativitas dan meningkatkan hasilnya.


Prinsip-Prinsip Permakultur


Kita harus memahami setiap nilai yang ada agar dapat hidup selaras dengan alam, sehingga kita tidak menentang sistem kerja alam untuk memenuhi kebutuhan kita.  Kita harus memahami alam memiliki kekuatan yang luar biasa, dan dengan menghormati alam, maka alam akan menghormati kita sebagai bagian yang membutuhkan alam untuk hidup.

Masing-masing tempat berbeda, begitu pula setiap situasi dan tiap-tiap keluarga petani juga berbeda, oleh karenanya, rencana, teknik, tanaman, ternak, dan bahan-bahan bangunan akan selalu berbeda-beda.  Akan tetapi, prinsip yang digunakan haruslah sama.  Hal ini ditujukan untuk membangun kestabilan sebuah sistem polikultural yang interaktif dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia dan makhluk-makhluk lain di bumi ini. 

Berikut ini Prinsip-prinsip Permakultur yang harus dipegang teguh:

Mengamati dan Berinteraksi.  Sebagaimana nasehat leluhur :“Alam terkembang, jadikan guru, setitik jadikan laut, sekepal jadikan gunung, maka untuk memperoleh sistem yang berkelanjutan kita harus mengamati dan memahami bagaimana alam bekerja dan menjaga keseimbangannya.  Pola alami dan siklus alam akan membantu kita memahami dan membuat rencana yang lebih baik untuk lahan pertanian, rumah, dan kebun kita.
Pengamatan membantu kita untuk memahami hal-hal seperti apa-apa saja yang bisa bekerja, apa yang tidak bekerja, apa yang perlu diubah, dan dengan mengadakan percobaan sederhana kita dapat menyimpulkan tanaman mana yang terbaik untuk tumbuh dan teknik apa yang terbaik untuk merawat tanaman tersebut.

Menangkap dan Menyimpan energi. Energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan.  Energi yang kita peroleh dari alam dan disimpan, untuk digunakan secara bijak dan efisien.  Penempatan unsur-unsur dilakukan sebaik mungkin untuk menghemat energi.  Memanfaatkan energi dan sumber-sumber yang ada -- termasuk pupuk, air dan tenaga manusia -- pertama-tama dari setempat dan kemudian dari luar sistem, tujuannya untuk menghemat energi dan biaya. Sumber energi sekeliling kita meliputi tenaga alam seperti gravitasi, tenaga angin, tenaga air, tenaga sinar matahari, dsb.

Memperoleh Hasil. Bagaimanapun, sistem ini harus bisa memberikan hasil, tidak hanya bagi kepentingan manusia, tapi juga untuk alam itu sendiri.  Setiap manusia harus produktif untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, dengan menggandakan manfaat, dengan meniadakan limbah.  Kita juga harus menyiapkan pemenuhan kebutuhan kita sebelum sistem tersebut bisa berjalan secara kontinyu dengan mengoptimalkan produktivitas.

Menghormati diri sendiri dan menerima masukan.  Kita perlu merubah paradigma, dengan melihat bumi sebagai suatu makhluk hidup, yang punya perasaan.  Saat kita menghormati bumi, maka kita pun akan dihormati oleh bumi, ada timbal-balik.  Atau jika cara tadi sulit diterima, bisa juga kita gunakan frame bahwa kita adalah energi / jagad kecil (mikro), sedangkan semesta ini adalah energi / jagad besar (makro), dimana ada keterhubungan, ada saling keterkaitan.
Kita harus bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang kita lakukan dan menerima semua konsekuensi dari tindakan kita. Dengan beralih dari konsumen yang ketergantungan menjadi produsen yang bertanggung jawab, akan mewujudkan kemandirian.

Gunakan dan hargai sumber daya alam. Alam menunjang kehidupan manusia di bumi ini, maka sumber daya alam yang ada, baik berupa hewan, tumbuhan, air, sinar matahari, dll, harus digunakan untuk memecahkan masalah.  Pemanfaatan sumber daya alam yang terbarukan harus diutamakan dibandingkan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarukan. Biarkan sumber daya alam yang tidak terbarukan menjadi investasi, sebagai cadangan.

Tanpa Limbah. Dalam sistem alami tidak ada limbah atau polusi. Sisa dari satu proses alami menjadi sumber untuk proses lainnya. Sedapat mungkin, daur ulang dan gunakan kembali semua sumber, semaksimal mungkin.  Maka, dalam setiap tindakan kita harus berusaha meminimalisir menghasilkan (re-duce) limbah / sampah, dengan menggunakan kembali (re-use) ataupun mendaur ulang (re-cycle) sampah yang kita hasilkan. Untuk bahan yang tidak terbarukan harus kita rawat agar berumur panjang. 

Mendesain dari pola hingga mendetil.  Di alam kita tidak akan menjumpai suatu sistem yang bepola kotak-kotak dengan sudut-sudut yang tajam, namun alam memberikan kita banyak inspirasi tentang desain dalam bentuk lengkungan, dan setiap desain memiliki fungsi dan keunikan masing-masing.  Tugas kita untuk menganalisa setiap pola yang ada di alam dan menerapkan dalam bentuk lebih detil untuk setiap kebutuhan kita.  Dengan menggabungkan berbagai pola-pola yang ada di alam dalam satu areal kita bisa memperoleh efisiensi penggunaan lahan, mengurangi aliran permukaan air hujan, mengoptimalkan penyerapan sinar matahari bagi tanaman, dan sebagai perlindungan dari bencana.

Integrasi lebih baik daripada terpisah. Setiap elemen yang ada dalam suatu sistem yang kita gunakan harus memiliki banyak fungsi. Setiap fungsi yang ada dalam sistem harus saling terhubung dalam bentuk simbiosis mutualisme.  Sebagaimana semboyan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”, kekuatan dari suatu sistem yang terintegrasi ini jauh lebih kuat daripada masing-masing element berdiri sendiri, seperti di alam kita melihat bagaimana kompleksnya sebuah sistem rantai makanan sehingga bisa menjaga keseimbangan populasi dari setiap spesies tanpa peledakan populasi salah satu spesies.

Menggunakan solusi yang kecil dan lambat.  Perlu dipahami bahwa penggunaan waktu dan ruang yang lebih cepat dan besar menggunakan energi yang lebih besar tentunya.  Maka untuk membuat suatu sistem yang berkelanjutan, perlu hal yang kecil dan lambat namun banyak yang terintegrasi dalam sistem sehingga bisa mengefisienkan penggunaan energi dan sistem yang lebih stabil.

Menggunakan dan menghargai keanekaragaman.  Alam semesta ini penuh keanekaragaman. Polikultur lebih selaras alam jika dibandingkan monokultur, karena di alam yang belum direkayasa manusia, kita tidak akan menjumpai suatu wilayah yang hanya didiami oleh satu spesies saja.  Salah satu sebabnya adalah karena tidak ada satu spesies pun yang bisa berdiri sendiri, bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari spesies lain.  Dengan membangun keanekaragaman suatu sistem sesuai dengan apa yang ada secara alami di daerah tersebut, kita akan memperoleh manfaat yang luar biasa bagi kita dan lingkungan.

Efek tepian.  Energi yang berada di berbatasan dua kawasan sangat luar biasa, hal ini bisa memberikan manfaat yang lebih kepada setiap hal yang ada pada tepian ini. Pada banyak kawasan tepian memiliki kelebihan energi sehingga dengan memanfaatkan setiap tepian dengan penerapan pola alam kita akan memperoleh keuntungan dari kedua kawasan.

Menghadapi setiap perubahan dengan lebih kreatif.  Perubahan adalah keniscayaan.  Di sisi lain, manusia memiliki daya kreatif yang luar biasa.  Manusia telah diciptakan untuk dapat menghadapi setiap perubahan yang terjadi, tugas kita untuk dapat mengambil tindakan terhadap setiap perubahan yang ada dengan meminimalkan kerusakan dan mengoptimalkan manfaat.


Demikian tulisan Prinsip-prinsip Permakultur ini, semoga bermanfaat.


Thomas Pras, 5 April 2014.


Bahan Bacaan :
1. Buku Permakultur, terbitan Yayasan Idep, Bali
2. Permakultur, wikipedia Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Permakultur.
3. Prinsip-prinsip Permakultur dalam Desain Kebunwww.seputartani.com
4. Prinsip-prinsip Permakultur, renoseprama.blogspot.com
Title: Prinsip - Prinsip Permakultur; Written by Thomas Prasasti; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar