Langit Negeri ini Bukan Langit Negeri Jiran

Ilustrasi Nasib TKI di Negeri Jiran.  Sumber : Kaskus


Ketika kita menikmati hari,
Di teras rumah tersaji secangkir kopi dan koran pagi,
Masih bisa santai sambil face book ria di siang hari,
Candle light dinner  bersama kekasih di malam hari,

Sementara para TKI di negeri jiran harus sarapan kepalan tangan,
Bogem mentah menjadi menu siang,
Bagai anjing mereka diludahi, atau tubuh melepuh diseterika majikan,
Atau jika molek tubuh mereka dihamili,
Kita sesama Indonesia hanya diam …

Masih saja diam ketika secara masal mereka terusir pulang,
Sudah babak belur, upahpun tak dibayar oleh majikan,
Pemerintah pun membuang muka, ibarat kami ini aib dan nista,
Terlupa ketika gemerincing rupiah kami mengalir ke negara,
Kita hanya diam, meski  sesama Indonesia,

Nasionalisme kita masih sempit, bias, sehingga belum dapatkita rasakan, kawan ...
Pribadi kita belum jujur, sebatas mulut setia itu kawan,
Lebih suka apatis dan tidak mau repot mempersoalkan,
Apalagi berjuang untuk martabat dan kemanusiaan,
Terlebih lagi untuk menyingsingkan lengan bagi terwujudnya keadilan,
 
Bagaimana kita bisa saling mencintai, kawan,
Jika untuk peka dan peduli saja kita masih kesusahan,
Dan sesungguhnya kita lebih menyedihkan, dari mereka, kawan,
Sebab Para TKI yang digebuki, lebih membumi, kawan,
Sebab mereka lebih paham arti perjuangan mengisi perut anak dan pasangan,
Kita masih simbol dan belum hakikat, kawan,
Iman kita sebatas pikiran,  baru terucap dan belum berupa tindakan
Bagaimana kita terus berseru mengaku cinta pada Yang ada langit,
Sementara yang ada di bumi, di depan mata badani, masihlah kita singkiri.


(Thomas. Pras,  Suatu hari di 2008. Ketika para TKI sekali lagi terusir pergi)
Title: Langit Negeri ini Bukan Langit Negeri Jiran; Written by Thomas Prasasti; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar